Satu lagi produk media yang mau gua review terkait poin survival yaitu film Adrift yang dimainin oleh Shailene Woodley (lah sama ya sama yang main Divergent). Kalo kalian nonton film ini gua gak yakin kalian bakal suka karena abang gua pun pas nonton ini katanya dia ngerasa ngantuk dan bosen banget sampe dia akhirnya ketiduran gak nonton film ini sampe habis. Huft.
Memang kalo diliat berdasarkan plot ceritanya sangat berpotensi ngebuat bosen sih karena alur ceritanya campuran yaitu mix antara flashback dan present. Sesungguhnya gua paling gak suka alur cerita yang kayak gitu, gua lebih suka fokus aja di present kalo mau flashback untuk jadi bahan plot twist aja atau di moment-moment tertentu. Tapi pas gua ngeliat poin survival di film ini akhirnya gua mengesampingkan selera gua dan fokus ngikutin film ini dari awal sampe akhir, dan gua suka banget.
![]() |
(Sumber: website AVForums) |
Film ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Tami yang suka berlayar di laut lepas berpindah-pindah dari satu benua atau pulau dengan ambisi mau ngelilingin dunia dengan berlayar. Dia ketemu dengan seorang cowo suatu hari di satu perhentian dia, nama cowo itu Richard dan surprisingly punya hobi dan passion yang sama dengan Tami. Richard bahkan punya perahu layarnya sendiri untuk menyalurkan hobinya itu, dia terhitung sebagai pelayar yang udah sangat berpengalaman di tengah laut. Dia udah pernah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan ngelakuin pelayaran seorang diri di laut lepas hanya dengan perahunya itu.
Singkat cerita Richard dan Tami pacaran, bahkan mereka engaged di pulau itu juga, kemudian mereka memutuskan untuk berlayar bareng-bareng, berdua doang, pake perahunya Richard ke San Diego.
Awalnya semuanya aman terkendali mereka sangat enjoy waktu-waktu mereka berdua di tengah laut lepas sampe ketika mereka menghadapi badai topan di tengah laut. Richard khawatir dengan keselamatan Tami sehingga dia suruh Tami masuk ke bawah dek kapal untuk berlindung sambil dia sendiri berusaha tetap mengendalikan perahunya di tengah badai itu. Perahu mereka diombang-ambing gak terkendali karena ombak-ombak tinggi yang gak bisa terhindarkan, Richard kewalahan berusaha tetap mengendalikan perahu mereka sedangkan Tami di bawah dek perahu berusaha untuk tetap hidup sekalipun perahunya udah dijungkir balikin ombak, tapi kemudian Tami kehantam perabotan-perabotan yang ada di bawah dek kapal dan dia pingsan.
Bangun dari pingsannya Tami sadar badan dia udah luka-luka dan lebam-lebam akibat badai di hari sebelumnya. Dia keluar dari dek kapal dan nemuin Richard mengapung gak berapa jauh dari perahunya gak sadarkan diri, tulang rusuknya patah, perutnya luka parah, serta kakinya berlobang karena ketusuk salah satu besi perahu sehingga dia gak bisa jalan ataupun gerak. Selain itu akibat badai yang menghantam mereka perahu mereka pun sekalipun masih bisa ngapung dengan baik tapi mesinnya mati dan banyak bagian-bagian perahunya yang rusak parah. Nasib selanjutnya ada di tangan Tami untuk nyelamatin mereka berdua dengan mereka sekarang terdampar gak berdaya di tengah laut lepas tanpa bisa ngehubungin siapapun berhubung alat komunikasi mereka juga rusak.
Berpuluh-puluh hari mereka terdampar di laut dengan persediaan makanan makin menipis, kehabisan air bersih yang bisa diminum, luka-luka di badan yang semakin buruk kondisinya, dijemur di bawah teriknya panas matahari, kedinginan di tengah malam, dan kesulitan-kesulitan lainnya. Ketika mereka udah semakin sekarat sangkin laparnya akhirnya Tami yang tadinya merasa gak bisa berbuat apa-apa memaksa dirinya untuk mengatasi kondisi mereka saat itu. Dengan segenap pengetahuannya dia berusaha membaca peta, mencari titik koordinat mereka saat itu, benerin layar perahu sehingga setidaknya dengan arah yang jelas angin bisa bawa perahu mereka ke pulau terdekat yang Tami temuin di peta. Selain itu Tami juga beraniin diri turun dari perahu dan dengan tongkat penangkap ikan yang ada dia berusaha nangkep ikan (untuk pertama kali dalam hidupnya) untuk makanan mereka berdua sekalipun sebetulnya dia seorang vegetarian. Dia juga berusaha deal dengan luka-luka mereka dengan menjahit dan merawat luka-luka tersebut. Segala usaha-usaha lainnya dia lakukan seorang diri untuk tetap mempertahankan hidup mereka berdua.
Pada akhirnya setelah penantian yang lama mengandalkan angin dan ombak membawa perahu mereka ke pulau terdekat serta berusaha bertahan hidup dengan segala keterbatasan yang ada akhirnya Tami bisa selamat sampe di sebuah pulau dan kembali ke kehidupan dia yang semula.
Dalam film ini ada hal baru yang bisa dipelajarin tentang survival melewati permasalahan. Sometimes gak banyak yang bisa kita lakuin dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam hidup ini. Sometimes kita hanya bisa bersabar, endure atau menjalani dengan tabah seberat apapun itu permasalahannya dan selama apapun durasi dari permasalahan tersebut. Dan dalam kondisi kayak gitu agak berbeda modal survival yang diperlukan dengan apa yang gua pelajarin dari produk-produk media sebelumnya yang udah gua review. Kalo di produk media sebelumnya modal untuk survive adalah keaktifan kita dalam memaksa diri kita untuk melawan permasalahan itu tapi dalam kasus survival kayak gini modal utamanya adalah kesabaran dan pengharapan (hope) atau optimisme bahwa permasalahan itu akan ada akhirnya dan hidup kita akan membaik suatu hari nanti terlepas dari permasalahan ini.
Dua modal itu juga lah yang memang dimilikin Tami ketika terdampar di atas laut. Dia hanya bisa sabar nunggu perahunya mendekat ke pulau berpenghuni dan untuk bisa bersabar dia butuh pengharapan dan optimisme bahwa dia bisa dan bakal survive dari bencana yang menimpa dia. Dengan dua modal itu akhirnya sekalipun seluruh tubuhnya udah hancur dan kehilangan kekuatan tapi jiwanya tetap bertahan dan mampu kasih sugesti ke tubuhnya bahwa dia bisa bertahan sampe akhir. Sebaliknya andaikan Tami menyerah dengan situasi yang dia hadapin, frustasi, mengeluh, meratapi nasib, dan gak berpengharapan bahwa dia bisa tetep hidup sampe ada yang selamatin dia nanti pasti kematian bakal datengin dia lebih cepet. Entah dengan mati kelaparan, mati karena infeksi lukanya, atau apapun itu.
Kuncinya sih kalo yang gua liat dari permasalahan yang jenisnya kayak gini adalah jiwa yang kuat ngesupport otak kita untuk terus berpikir positif sehingga dengan gitu otak akan kasih sugesti ke tubuh bahwa kita mampu bertahan ngelewatin permasalahan yang kita hadapi. Percayalah, kekuatan pikiran itu seampuh itu. Pikiran manusia bisa ngontrol seluruh tubuhnya. Kalo pikiran kita bilang kita sakit pasti kita bakal sakit, tapi sesakit apapun kita kalo pikiran kita bilang kita sehat pasti sakit itu gak akan terasa ataupun ngebebanin kita.
Makanya dalam permasalahan apapun berusahalah untuk terus positive thinking. Buang jauh-jauh pemikiran negatif yang bisa melemahkan semangat kita, sebaliknya masukin pikiran-pikiran positif sekalipun terkesan gak realistis atau delusional. Karena sekalipun memang mungkin pikiran positif atau harapan kita itu pada akhirnya gak terwujud setidaknya pikiran positif kita bisa ngebangkitin semangat kita untuk bertahan dalam situasi sesulit apapun.
Coba deh tonton film ini kalo penasaran dengan ceritanya. Fyi yang gua paparin di atas itu udah gua minimalisir spoilernya ada hal-hal mengejudhqan yang sengaja gak gua beberin supaya kalo kalian mau nonton kalian tetep bakal surprise, ehehe.
Ini review terakhir yang bisa gua kasih untuk produk media yang gua konsumsi terkait tema survival. Beberapa honorable mention yang bisa gua sebutin:
-Lagu “Game Of Survival” dari Ruelle
-TV Series “13 Reasons Why” season 1
-Film “Life Of Pi”
-Film “The Impossible”
-Novel series “Throne Of Glass”
-Film “A Quiet Place”
Sekian rangkaian postingan blog ini terkait tema survival. Semoga bisa membantu kalian supaya lebih toughen up dalam ngelewatin permasalahan-permasalahan kalian saat ini. Inget, gak ada manusia yang hidup tanpa masalah, semua pasti punya masalah hidupnya masing-masing. Tapi yang berbeda adalah sikap terhadap masalah itu. Ada orang yang lari dari masalah, ada yang menyerah akan masalah itu, dan ada juga yang berjuang mengatasi masalah itu. Gua harap kita semua bisa jadi yang ketiga yaitu gak akan pernah menyerah dalam menghadapi masalah apapun selama apapun itu. Stay strong guyss!!!
😍😍😍
ReplyDelete